Monthly Archives: March 2010

Mbokde Bedagan Mengurus International Driving Liscence

Satu hal saja yang membuat saya senang tinggal di Kuwait, yaitu hari liburnya buanyaknya bukan main,  terutama adanya tambahan ekstra hari libur karena kejepit. Kalau hari liburnya pas weekend (Jumat dan Sabtu) selalu saja diganti hari kerja, pokoknya nggak akan pernah rugi. Minggu depan anak anak mulai liburan sekolah (Spring Holidays). Dan sudah kita rencanakan untuk piknik keliling Eropa (Note : Kalau pulang ke Indonesia terlalu jauh dan mahal karena Spring Holidays hanya seminggu saja plus mbolos 3 hari jadi total 10 hari). 

Keuntungan tinggal di Kuwait adalah jarak dengan negara tetangganya sangat dekat sekali, jangan membayangkan yang muluk muluk, semua negara tetangga Kuwait kira kira seperti perjalanan dari Jakarta ke Semarang, Jakarta ke Surabaya atau paling jauh Jakarta ke Banda Aceh. Naik pesawat paling 1-2 jam (contoh ke Dubai, Bahrain, Oman dan Qatar), 2-3 Jam (Jordan,Turkey, Egypt) dan 5 Jam (Europe, Russia). Yang lama adalah transitnya seandainya tidak ada pesawat yang langsung. Tahun tahun sebelumnya liburan pendek dan kejepit semacam ini kita habiskan di Turkey, Egypt, Jordan, Russia, Uni Arab Emirates dan Saudi Arabia. Untuk tahun ini, mbokde akan perjalanan darat keliling Eropa. Rencana mau ke Bahrain, Syria dan Lebanon juga, kalau di Indonesia barangkali setara dengan perjalanan antar propinsi.

Semua persiapan harus saya kerjakan sendiri ditemani oleh si kecil Dinda karena suami nggak mau mbolos ngantor dan kebetulan Dinda sudah libur duluan. Daripada pulang kerumah sehabis ngantar anak pertama Ayu ke sekolah lebih baik cari kegiatan positif daripada ngrumpi. Pokoknya harus ndableg, dan perlu keberanian ekstra untuk tanya sana sini. Kebetulan orang orang yang saya jumpai di Kuwait semuanya baik baik dan bersedia menjelaskan dengan detil. Tidak seperti di Jakarta, kalau kita tanya seseorang jawabnya selalu ‘Sono…..’, sambil cuek nunjuk kearah tertentu.

Langkah langkah :

  • Ke Airport Kuwait, tanya ke beberapa counter Persewaan Mobil, seperti Europcar, Avis, Hertz, Budget dan lain lain. Hal ini saya lakukan untuk menjajaki kemungkinan bisa atau tidaknya booking kendaraan dari Kuwait. Maksud saya untuk safety karena saya punya pengalaman tidak bagus waktu booking mobil di Jeddah. Petugas Budget di Jeddah Airport tidak mengakui print out bukti booking saya dari websitenya. Benar benar amburadul koordinasi di lapangan.
  • Ternyata hanya Hertz yang bersedia membantu booking dari Kuwait dan saya disuruh ke Dealer Hyundai di Shuwaikh – samping City Center. Dealer Hyundai ini ternyata juga sebagai kantor pusat Hertz. Hanya 15 menit semua beres dan tanpa biaya. Pembayaran sewa mobil disarankan di Amsterdam – Schipphol Airport. Jangan lupa sewa GPS juga kalau tidak punya biar nggak kesasar dan pastikan harga sewa sudah termasuk asuransi kecelakaan dan kecurian tidak. Pokok tanyakan sedetil detilnya.
  • Urusan sewa mobil beres, langkah berikut adalah proses pembuatan International Driving Liscense. International Driving Liscense saya sudah kadaluarsa lebih dari setahun. Dan oleh petugas Hertz saya diminta untuk memperbarui di Kuwait saja. Dia hanya memberi clue ‘KT’ saja dan saya diminta mencarinya di Shuwaikh. Clue lainnya, ‘Dekat Sultan Center’ Shuwaikh.
Saya masih ingat, SIM International atau International Driving Liscense yang berhak mengeluarkan bukan polisi lalu lintas tetapi organisasi otomotif masing masing negara. Kalau Indonesia adalah IMI (Ikatan Motor Indonesia) yang beralamat di Jln Pintu 1 Lapangan Tennis – Senayan, Jakarta Pusat sedangkan Kuwait yang mengeluarkan KT, jenis binatang apa ini saya juga belum tahu.

Ternyata nama KT sangat terkenal didaerah Shuwaikh, khususnya disekitar Sultan Center Shuwaikh dan perbengkelan Shuwaikh. Cukup sekali tanya langsung ketemu Kuwait International Auto Club (KT). Head Officenya di Shuwaikh (Ph : 24827521/4/6/8) dan cabangnya ada di Jahra (Ph : 24572051) dan Fahaheel (Ph : 23916249), dekat Gulf Mart atau disamping Chinese Gulf Restaurant Seperti namanya, SIM ini berlaku international dan umumnya menjadi syarat utama kalau kita mau sewa mobil di negara tertentu. Bentuknya bukan seperti card, tetapi lebih mirip buku kecil karena terdiri dari berbagai macam bahasa.

Untuk mendapatkannya juga tidak terlalu rumit, di Indonesia sekitar 4 tahun lalu perlu 4 hari kerja tetapi di Kuwait sangat mengejutkan saya, hanya 5 menit saja !!!!  (Note : Proses birokrasi di Kuwait umumnya sangat tidak effisien, baca Prosedur Driving Liscense dan Susah Dan Lucunya Mendapatkan Driving Liscense).

Persyaratannya SIM Internasional adalah sbb :

  • Driving Liscense (SIM) Asli
  • Photo ukuran passport 2 lembar
  • Isi formulir permohonan  Driving Liscence International

Biaya pembuatan di Kuwait adalah KD 10 (Masa berlaku 1 tahun), KD 20 (Masa berlaku 2 tahun) dan KD 24 (Masa berlaku 3 tahun). Hampir sama dengan biaya di IMI Jakarta.

SIM International ini saya perpanjang dan aktifkan kembali untuk persiapan menjadi sopir pengganti selama perjalanan saya dari Amsterdam, Rotterdam, Antwerpen, Brussel, Luxemburg, Paris dan Frankfurt pada tanggal 2 – 10 Apr 2010 nanti. Nantikan kisah petualangan mbokde ketemu ‘londo’ ditempat aslinya, semoga blog ini menjadi bacaan ringan anda semua sebelum bobo.

Baca Juga :

Tarzan Bakala

Soal bahasa di Kuwait tidak kalah banyaknya dengan di Indonesia. Di daerah tertentu seperti Mahboula, rasanya akan lebih mudah mencari orang yang berbahasa Hindi, Tamil atau Urdu karena ditempat tersebut banyak sekali expatriate dari India dan juga Pakistan. Di Haiza – Fahaheel, sebuah apartment yang cukup terkenal dikalangan orang orang Indonesia karyawan Perusahaan Minyak Cap Manuk, bisa dikatakan Haris (penjaga apartment) nya saja sampai belajar bahasa Indonesia karena saking banyaknya warga negara Indonesia yang tinggal diapartment tersebut. Belum lagi kelompok Philipine yang koran lokal Kuwait saja membuat halaman khusus berita berbahasa Tagalog setiap hari tertentu.

Untungnya, kebanyakan orang yang datang ke Kuwait memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup bagus dan ditunjang pula oleh penduduk asli Kuwait yang memang dari kecil sudah terbiasa berbicara dua bahasa, Inggris dan Arab. Jadi secara umum tidak ada masalah berarti untuk hidup dan tinggal di Kuwait. Tetapi ada juga sebagian kecil pendatang dari Bangladesh dan juga negara Arab sekitarnya yang memang benar benar tidak mengerti sama sekali bahasa Inggris, umumnya mereka pekerja kasar atau pekerja rendahan di pasar pasar atau warung makan dan bakala (warung serba ada kebutuhan sehari hari).

Celakanya, saya hampir tiap hari ketemu mereka terutama kalau saya harus berkunjung ke apartment kawan, belanja di pasar (Souk) atau sekedar beli kebutuhan sehari hari yang mendadak di bakala. Kalau dengan suami, biasanya suami yang susah payah berbahasa Tarzan. Contohnya seminggu lalu, kita mencoba pesan Mutton Biryani disebuah warung makan kecil, tetapi si pegawai rumah makan baru pertama kali dengar istilah ‘Mutton’ meskipun di menu makanan yang disodorkan jelas jelas tertulis ‘Mutton Biryani’, ternyata si pegawai buta huruf latin. Solusinya cukup sederhana, sambil menunjuk menu makanan sekaligus mas Ardi meniruka suara kambing, Mbeeeeek…… Mbeeeeek !!!!!!. Langsung tersaji Mutton Biryani di meja.

Bencana nasional benar benar terjadi saat saya kehabisan telur. Anak anak sedang sekolah dan suami sedang ngantor, maka segara diambil langkah darurat, berangkat ke bakala segera dan sendiri. Mobil VW Merah yang baru saja saya parkir sepulang mengantar anak anak sekolah segera saya kebut kembali ke bakala terdekat. Seperti kebiasaan orang orang di Kuwait, kalau belanja di bakala tidak perlu keluar dari mobil, cukup bunyikan klakson keras keras beberapa kali Diiiin …… Diiiinn ….., maka keluarlah seorang Arab dari dalam bakala.

Susah payah saya mengucapkan ‘Egg’  berkali kali dan menjelaskan ke orang Arab tersebut mengenai maksud dan tujuan saya ke bakala. Segala isyarat saya coba untuk mengungkapkan maksud saya ‘beli telor dua papan’ menggunakan bahasa isyarat yang rasanya sampai saat ini tangan saya masih ‘kemeng’ karena ‘mbulet’ saya putar putar dan bolak balik untuk membuat isyarat ‘beli telor dua papan’. Akhirnya teringat apa yang dilakukan suami ketika pesan Mutton Biryani.  Langsung saja saya menirukan suara ayam betina akan bertelor ‘Petoook … Petoook…!!!’  sambil tangan memperagakan sesuatu keluar dari bokong. Untung si Arab cukup cerdas dan ngerti yang saya maksud. Padahal, saya sudah siap siap, kalau sampai nggak ngerti juga maka saya akan keluar dari mobil dan memperagakan cara ayam bertelor (‘Angkrem’).

Baca Juga :

Londo Celup Kuwait

Nama Indonesia diluar negeri jelas sangat menyedihkan, kesan yang sering saya dengar adalah negeri yang selalu rusuh, korup, berbahaya karena sering terjadi bencana alam dan juga karena saking banyaknya mengirim tenaga kerja non skill maka dianggap seluruh penduduk Indonesia berada dibawah garis kemiskinan, apalagi diperparah dengan mata uang kita yang terlalu banyak angka nol, seperti Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 50.000. Mereka terbiasa dengan mata uang negara mereka yang minim atau paling banter satu buah angka nol saja seperti KD 1/4, KD 1/2, KD 1, KD 5 dan KD 10. Jadi kalau mata uangnya terlalu besar selalu menganggap negara sangat miskin dan kalau belanja satu box nasi harus bawa uang satu mobil.

Soal pariwisata jelas lebih parah lagi, hanya mereka yang pemberani dan nekat saja yang berani berkunjung ke Indonesia, itupun setelah berkali kali mereka berinteraksi dengan warga Indonesia yang dengan sabar menjelaskan tentang keamanan Indonesia dan berbagai macam keindahan alam Indonesia. Promosi pariwisata Indonesia boleh dikatakan sangat tertinggal jauh dibanding Malaysia dan Thailand. Setiap ada event pariwisata di Kuwait, khususnya KOC, kedua negara ini begitu gegap gempita membagi bagikan brosur dengan promotion boot yang bagus dan Indonesia nggak pernah ada, kurang jelas nggak diundang, tidak tampil atau dana dari pusat belum turun. Acara promosi pariwisata semacam ini biasanya banyak dilakukan menjelang liburan panjang musim panas.

Demonstrasi politik beberapa gelintir orang yang anarkis dan mengatasnamakan seluruh rakyat Indonesia benar benar jadi kerjaan tambahan yang harus kita lakukan kalau ada yang bertanya. Mereka umumnya tidak tahu bahwa Indonesia begitu luas, 20 orang demo di DPR tahunya seluruh Indonesia rusuh. Tugas tambahan yang tidak enteng ini juga dilakukan oleh anak anak termasuk anakku yang tengil Dinda.

Awal bulan Maret 2010 yang lalu, anakku Dinda berjuang habis habisan memperkenalkan Indonesia dengan caranya sendiri. Memang setiap perjuangan harus ada pengorbanan dan perjuangannya ternyata tidak sia sia. Di sekolahnya American International School, Dinda memperkenalkan kebiasaan anak anak sekolah Indonesia, yaitu memberi nama julukan yang lucu lucu kepada kawan kawannya. Biar akrab dan terbuka jarak antar sesama kawan katanya. Nama julukan memang lumrah kalau di Indonesia, saya sendiri kalau dirumah selalu dipanggil oleh anak anak ‘Bun …. Bun …. Bundaaaaaar !!!!’, terutama kalau anak anak memanggil dan saya tidak mendengarkan. Saya memang dipanggil Bunda dirumah tanpa tambahan huruf ‘R’.

Nama julukan tidak umum dipakai diantra anak anak sekolah di Kuwait, tetapi sambutan dan antusiasme Arab begitu gegap gempita. Hanya dalam hitungan hari saja hampir seluruh kelas punya nama julukan yang aneh aneh, lucu dan mungkin membuat jengkel yang kebagian nama kurang bagus. Ada yang dapat gelar ‘Stupa’ karena kepalanya panjul mirip stupa candi Borobudur. Masalah baru muncul karena ada murid yang baru masuk dan rambutnya baru saja disemir dengan warna pirang keemasan seperti rambut bule. Namanya sangat cepat sekali populer diantara kawan kawan sekelas melebihi nama julukan murid yang lain. Pingin tahu, nama panggilan barunya ? Cukup panggil ‘Pups’, singkatan dari Pups Blonde, artinya kira kira ‘si rambut pirang seperti tahi’, jauh lebih kasar dari ‘Londo Celup’ yang begitu populer di Indonesia.

Karena ulah si Tengil Dinda, maka bapak dan ibunya jadi ikut repot dapat peringatan dari sekolah. Gimana nggak repot karena anak gadisnya disetrap satu jam setelah pulang sekolah. Kita harus ngantar makan ke sekolah karena si tengil belum makan siang dan pagi juga tidak makan.  Bunyi surat peringatannya sebagai berikut :

Notice Of Detention
I am sorry to inform you that your daughter must serve detention for one hour after school due to her role in teasing and inappropriate name calling of another girl in her class. The principal, Mr David and I have met with Indah and discussed theissues that led up to this incident and worked on suggestion for her to use in the future in order to deal with issues appropriately.

Belajarlah terus nak dan berjuanglah terus memperkenalkan Indonesia ke kawan kawanmu, Aung San Suu Kyi saat ini juga masih disetrap nggak boleh keluar rumah karena memperkenalkan Demokrasi ke negaranya. Jadilah kamu seperti dia, pimpinlah kawan kawanmu dan jangan pernah menyerah apapun yang menghambat perjuanganmu. Kalau itu cara dan pilihanmu, ayah dan bunda hanya bisa berdoa semoga kamu bisa belajar dari pengalamanmu. Ayah dan bunda tidak akan pernah menyalahkan dan menghambat jalanmu. Selamat belajar nak …..